Halaman

Pengikut

Ahad, 25 Mac 2012

Mengenal Shahabiah Nabi SAW

ASMA BINTI YAZID AL ASYAHALIYYAH



Seorang mujahidah tegar yang bergelar Khothibatun Nisa (Jurucakap wanita : wanita yang pandai berpidato). Kuniyah (panggilan) nya adalah Ummi Amiral-Ausiyah al Asyhaliyah. Beliau merupakan anak sedara  Mu’adz bin Jabal. Dia telah berbai’at kepada Rasulullah Saw. Asma binti Yazid bin Sakan bertanya banyak masalah kepada Rasulullah Saw. Susuk tubuh yang begitu cerdas sebagai seorang muslimah Ahli Hadits. Memiliki kepribadian yang kuat dan tidak malu untuk menanyakan sesuatu kepada Rasulullah SAW. Dia adalah wanita berani yang ikut berperang dan sembilan orang tentara Romawi dalam perang Yarmuk setelah tahun 13 Hijriyah. Dalam perang tersebut, 'Asma binti Yazid menyertai kaum Muslimin bersama wanita Mukminat lain berada di belakang para mujahidin mempersiapkan senjata, memberikan minum dan mengubati yang terluka serta menaikkan semangat juang kaum Muslimin.


Beliau sering bertanya tentang persoalan-persoalan yang menjadikan ia faham dalam urusan agama. Beliau jaga mewakili wanita lain untuk bertanya kepada Rasulullah SAW tentang tata cara thaharah bagi wanita yang selesai haidh. Beliau memiliki kepribadian yang kuat dan tidak malu menanyakan sesuatu yang haq. Oleh karena itulah Ibnu Abdil Barr berkata “Beliau adalah seorang wanita yang cerdas dan bagus agamanya”. 


Beliau dipercaya oleh kaum muslimah sebagai wakil mereka untuk berbicara dengan Rasulullah SAW tentang persoalan persoalan yang mereka hadapi. Pada suatu ketika Asma` mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya “Wahai Rasulullah , sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum`at, mengantar jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”.


Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW menoleh kepada para sahabat dan bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”. Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!”.


Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Kembalilah wahai Asma` dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang ia disetujuinya, itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki”. Maka kembalilah Asma` sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa disabdakan Rasuslullah SAW.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” 
(QS Ali Imran 3: 110)

“Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan solat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 
(QS At-Taubah : 71)


Melayari dan meresapi perjuangan seorang 'Asma binti yazid tentunya memberikan suatu ghirah bagi diri muslimah untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik bagi ISLAM. Tidak lantas menyerah dan merasa terbatas gerak langkah oleh fitnah dirinya. Lantas semangat juang 'Asma binti Yazid hendaknya terpahat dengan indah di setiap bongkahan jiwa para muslimah. Yang menjadikan mereka seperti melati, meski tampak tak bermakna. Sebab ia ‘kan tebar harum wangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu kerana memahami hakikat hidupnya.

Ya Allah, berilah kemudahan kepada muslimah kami supaya mereka mampu meneladani wanita-wanita mulia salafus soleh serta menjadi muslimah-muslimah yang benar-benar mempunyai keunggulan dan menjadi contoh tauladan kepada wanita-wanita lain.

Kepada srikandi yang disayangi,
1.      Usahlah gentar untuk kamu bertanyakan tentang agama
2.      Beranikan diri untuk menyatakan kebenaran, kalau boleh kusai imlu berpidato
3.      Berpegang teguh dengan pendirian kamu
4.      Jadilah mawar berduri yang tampak indah, namur tegaslah dengan pendirian kamu sebagai seorang muslimah solehah.


Waallahu’alam bishawwab


Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi SAW dengan sedikit perubahan..

 p/s: hasil nurkilan saudari Nor Ashrah (Mencari keredhaMU - FB)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan